"Maka, menjadi tugas saya memastikan subsidi sampai betul di tangan rakyat yang berhak menerima subsidi," kata dia.
Ia pun mengungkapkan sejak 2017, pemerintah tidak pernah menaikkan harga LPG. Pemerintah telah memberikan subsidi dengan harga rakyat maksimal Rp18 ribu atau Rp19 ribu per tabung, tergantung harga eceran tertingginya.
"Tapi, yang terjadi ada harga Rp23 ribu per tabung, Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per tabung. Itu yang saya akan luruskan. Saya akan tertibkan orang yang menjual LPG di atas Rp20 ribu per tabung. Karena negara sudah bayar ke PT Pertamina. Itu hak rakyat yang tidak mampu," kata Bahlil.
Sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga juga memastikan ketersediaan BBM dan LPG untuk periode Ramadhan hingga Lebaran 2025 dalam kondisi aman.
Pelaksana Tugas Harian Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo menjelaskan stok saat ini secara nasional, untuk produk LPG ada di posisi 15,17 hari, minyak tanah 26,20 hari, Pertalite 20,7 hari, Pertamax 22,75 hari, Pertamax Turbo 35,75 hari, solar subsidi 18,04 hari, Dex 31,39 hari, dan Avtur 26 hari.
Pertamina Patra Niaga memprediksi akan ada kenaikan permintaan saat Lebaran sebesar 16,9 persen untuk Pertamax, Pertalite 11,4 persen, Pertamax Turbo 15 persen, Pertamax Green 93,5 persen, Dex 3,2 persen, dan Avtur 5,6 persen.
Untuk solar subsidi diperkirakan turun 13,4 persen dan Dexlite turun 4,6 persen.
"Penurunan solar ini diperkirakan karena biasanya pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri, beberapa perusahaan industri melakukan libur Lebaran, dan juga operasional logistik sudah mulai berkurang, sehingga secara trennya biasanya memang solar mengalami penurunan," jelas Mars Ega.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menteri ESDM sebut stok BBM untuk Lebaran cukup