Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah (kurs) terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat 110 poin atau 0,67 persen menjadi Rp16.251 per dolar AS pada penutupan perdagangan Jumat.
Analis Bank Woori Saudara Rully Nova menilai, faktor utama yang menopang penguatan rupiah hari ini adalah tren pelemahan indeks dolar AS. Kondisi ini terjadi seiring dengan langkah Trump yang masih mengkaji ulang penerapan tarif secara resiprokal.
"Tren penurunan indeks dolar AS yang masih terus berlanjut sejak Presiden Trump masih akan mengkaji lagi penerapan tarif secara resiprokal yang berarti masih ada ruang negosiasi dan dampaknya terhadap perdagangan internasional diperkirakan tidak akan terlalu parah," kata Rully kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Selain faktor perdagangan AS, tren penurunan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS juga menjadi pendorong penguatan rupiah.
Oleh karena itu, Rully memproyeksikan rupiah berpeluang menguat lagi di kisaran Rp16,160 - Rp16,260 per dolar AS pada perdagangan Senin mendatang.
Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini menguat ke level Rp16.285 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.365 per dolar AS.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menguat ke Rp16.251, Analis: Rupiah ditopang penundaan tarif Trump