Seiring melakukan perbaikan gizi, Pegadaian turut menerapkan program zero waste di Baitul Qurro—sebagai desa kreatif binaan Pegadaian—dengan memanfaatkan limbah dari botol susu untuk didaur ulang dan dikembalikan kepada penyedia susu yang menjadi rekanan perusahaan tersebut. Hal ini ditujukan guna menciptakan lingkungan bersih dari sampah botol, sejalan dengan SDGs Poin 12 terkait “Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab” yang menjamin pola konsumsi maupun produksi secara berkelanjutan.
Pegadaian mengadakan pula pelatihan keterampilan untuk mengembangkan potensi masyarakat perihal ekonomi kreatif, khususnya kerajinan kriya, yang selaras dengan Target SDGs Poin 18 mengenai “Kelembagaan Desa Dinamis dan Budaya Desa Adaptif” yang mendukung antara lain pembangunan desa.
Mery mengatakan para peserta yang sebagian besar dari ibu-ibu rumah tangga menunjukkan antusiasme sangat tinggi dalam mengembangkan keterampilan baru, terutama pada bidang anyaman bambu.
Para peserta turut memperoleh kesempatan memasarkan produk mereka di tingkat lokal maupun nasional, bahkan sejumlah orang sudah menghasilkan pendapatan tambahan dari usaha kriya ini.
Pendiri Yayasan Yatim Baitul Qurro Ayya Susi Damayanti menerangkan bahwa terdapat sejumlah program yang telah diberikan kepada Pegadaian. Mulai dari bantuan paket sembako, bantuan susu murni dan bahan makanan, pembiayaan kebutuhan operasional dan kebutuhan santri Baitul Qurro, pemberian beasiswa S-2 untuk pendiri yayasan tersebut, pengembangan desa kreatif, hingga sumbangan kurban.
Khusus untuk pelatihan keterampilan terkait ekonomi kreatif, dinyatakan ada banyak pesanan dari konsumen hingga mencapai lima ribu satuan per bulan pascapelaksanaan program tersebut. Salah satu faktor yang mendongkrak pembelian ialah pemanfaatan teknologi digital untuk pemasaran.
“Sangat besar sekali peran Pegadaian saat ini juga manfaatnya, karena kami belum pernah mendapat dan menerima bantuan, yang bagi kami itu besar dampak juga nilainya. Kami sangat terbantu, kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Pegadaian yang begitu besar perannya untuk membantu keberlangsungan Istana Yatim Baitul Qurro,” ucap Ayya.
Kesan dan harapan
Ayya menilai program desa kreatif yang disokong oleh Pegadaian menambah jaringan, keterampilan dan informasi untuk mengembangkan diri.