Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa ditutup turun di tengah data Purchasing Managers Index (PMI) Amerika Serikat (AS) yang solid.
Pada akhir perdagangan Selasa, rupiah melemah 54 poin atau 0,34 persen menjadi Rp15.935 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.881 per dolar AS.
“Data PMI AS yang solid, terutama sektor jasa yang melampaui ekspektasi, memperkuat pandangan pasar bahwa ekonomi AS masih stabil, mempengaruhi penurunan ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga Federal Reserve. Hal ini berpotensi menjaga dolar AS tetap kuat dan dapat menekan rupiah,” kata analis ICDX Taufan Dimas Hareva saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
PMI composite S&P November 2024 menunjukkan angka 55,3, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 54,1.
Selain itu, Taufan menuturkan pergerakan rupiah pada penutupan perdagangan hari ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor kunci, terutama karena ketergantungan rupiah terhadap fluktuasi dolar AS.
Saat ini, dolar AS mendapatkan dukungan setelah pengumuman pencalonan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan AS, yang meningkatkan sentimen positif terhadap kebijakan fiskal ekspansif Presiden AS terpilih Donald Trump.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah turun di tengah data PMI AS yang solid
PMI composite S&P November 2024 menunjukkan angka 55,3, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 54,1.
Selain itu, Taufan menuturkan pergerakan rupiah pada penutupan perdagangan hari ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor kunci, terutama karena ketergantungan rupiah terhadap fluktuasi dolar AS.
Saat ini, dolar AS mendapatkan dukungan setelah pengumuman pencalonan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan AS, yang meningkatkan sentimen positif terhadap kebijakan fiskal ekspansif Presiden AS terpilih Donald Trump.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah turun di tengah data PMI AS yang solid