Jakarta (ANTARA) -
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup naik di tengah suasana ketidakpastian terkait Pemilihan Umum (Pemilu) Amerika Serikat (AS) November 2024.
Pada akhir perdagangan Rabu, rupiah meningkat 66 poin atau 0,42 persen menjadi Rp15.705 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.771 per dolar AS.
“Suasana ketidakpastian terkait Pemilu AS menyelimuti kondisi pasar saat ini, dengan seksama fokus pelaku pasar akan tertuju pada pemilihan umum AS yang akan berlangsung pada 5 November nanti,” kata analis ICDX Taufan Dimas Hareva saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Menurut survei cepat, peluang Donald Trump untuk menang telah meningkat menjadi 52 persen dibandingkan dengan 48 persen untuk Wakil Presiden Kamala Harris. Meskipun demikian, calon dari Partai Demokrat ini masih unggul tipis di sebagian besar jajak pendapat.
Selain itu, Taufan menuturkan mata uang rupiah mendapatkan kinerja yang positif akibat pergerakan dolar AS mengalami jeda setelah laporan ketenagakerjaan terbaru, data menunjukkan pertumbuhan yang beragam, di mana kenaikan upah lebih rendah dari perkiraan, memberi indikasi bahwa pasar tenaga kerja mungkin tidak sekuat yang diharapkan.
Data tersebut mempengaruhi ekspektasi terhadap kebijakan moneter AS karena dapat mempengaruhi pandangan Federal Reserve mengenai tingkat suku bunga di masa depan.
Di sisi lain, ketidakpastian global terkait inflasi AS dan perlambatan ekonomi di Eropa menjadi faktor tambahan yang dapat membatasi kenaikan dolar AS.
Data tersebut mempengaruhi ekspektasi terhadap kebijakan moneter AS karena dapat mempengaruhi pandangan Federal Reserve mengenai tingkat suku bunga di masa depan.
Di sisi lain, ketidakpastian global terkait inflasi AS dan perlambatan ekonomi di Eropa menjadi faktor tambahan yang dapat membatasi kenaikan dolar AS.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah naik di tengah suasana ketidakpastian terkait Pemilu AS