Antarajabar.com - Presiden Joko Widodo meminta Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto untuk segera menyelesaikan penataan Terminal Baranangsiang agar lebih baik dan nyaman untuk masyarakat maupun pengunjung yang datang ke kota tersebut.
"Presiden minta agar Pemerintah Kota Bogor segera menyelesaikan penataan Terminal Baranangsiang, karena ini wajah kota. Jadi harus dirapihkan dan dibuat lebih baik," kata Bima Arya di Bogor, Minggu.
Bima mengatakan, permintaan itu disampaikan Presiden langsung ke dirinya dalam diskusi saat beraktivitas olah raga bersama, bersepeda keliling Istana dan Kebun Raya serta area Car Free Day pagi tadi.
Terkait Terminal Baranangsiang, lanjut Bima, ia telah menyampaikan kepada Presiden bahwa Pemerintah Kota Bogor terus menggodok rencana penataan terminal dengan merancang ulang konsep pengembangan disesuaikan dengan konsep Light Rail Transit (LRT).
"Karena Presiden ingin kita (Pemkot Bogor) menyiapkan sistem pendukung transportasi LRT ketika sudah masuk ke sini," kata Bima.
Lebih lanjut Bima mengatakan, selama mendampingi Presiden Jokowi bersepeda. Presiden juga meminta dirinya untuk menata pasar-pasar di Bogor salah satunya Pasar Bogor di Jalan Otista.
"Presiden juga minta penataan pasar-pasar, salah satunya Pasar Bogor. Karena ia (Presiden) sering lewat sana," kata Bima.
Menurut Bima, terkait penataan pasar, Pemerintah Kota Bogor masih terkendala tempat untuk merelokasi pedagang yang belum tersedia.
"Kita masih mencari tempat yang pas untuk merelokasinya. Hanya saja Presiden berpesan agar relokasi tidak perlu jauh-jauh," kata Bima.
Bima mengatakan, untuk penataan pasar, Pemerintah Kota Bogor ingin menyebar lokasi pasar ke pinggiran, karena jika pusat perekonomian berada di pusat akan menimbulkan kemacetan.
Selain membahas soal Terminal Baranangsiang serta penataan pasar, lanjut Bima, diskusi antara dirinya dan Presiden saat bersepeda juga membahas terkait penataan transportasi di Kota Bogor.
Bima menyampaikan, terkait penataan transportasi, Pemerintah Kota Bogor sudah memulai untuk melakukan sejumlah program diantaranya merger angkot menjadi Trans Pakuan, dengan adanya bantuan bus dari Pemerintah Pusat.
"Saat ini penataan transportasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Pera sudah membantu untuk membangun "fly over" di Jalan RE Marthadinata. Ini untuk mengatasi kemacetan di perlintasan kereta di sana. Kita juga mengharapkan Pemerintah Pusat membantu program lainnya termasuk pengadaan bus Trans Pakuan," kata Bima.