Antarajabar.com - Karakter populer asal Jepang, Ultraman, muncul di "workshop" Sistem Peringatan Dini untuk Mengurangi Risiko Bencana Gerakan Tanah yang diadakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Japan Radio Co, di Bandung, Senin, dan diperkenalkan sebagai ikon pengurangan risiko bencana.
Diiringi lagu berbahasa Jepang, Ultraman memasuki ruang "workshop" yang berada di lantai tiga gedung 10 Komplek LIPI Bandung dan langsung menyita peserta yang ada di dalam ruangan.
Para peserta workshop dan jurnalis foto langsung mengabadikan aksi Ultraman tersebut saat berada di depan ruangan workshop.
Kehadiran Ultraman di acara tersebut ternyata sebagai contoh maskot atau ikon pengurangan risiko bencana.
Workshop ini dihadiri oleeh Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Iskandar Zulkarnain, Kepala Puslit Geoteknologi LIPI Haryadi Permana dan Presiden Direktur Japan Radio Co Mr Takayoshi Tsuchi.
Kepala LIPI dalam sambutannya mengatakan sebagai negara yang terletak di wilayah tektonik aktif dan iklim tropis dengan kepadatan penduduk yang besar di perkotaan, bencana gerakan tanah seperti tanah longsor, amblasan tanah dan likuifaksi (akibat getaran gempa) merupakan salah satu bencana geologi yang menyebabkan kerugian sosial dan ekonomi besar di Indonesia.
"Mengingat tingginya frekuensi bencana akibat gerakan tanah di wilayah Indonesia, sistem peringatan dini sangat diperlukan untuk mengurangi risiko bencana yang lebih besar," kata Iskandar.
Menurut dia, potensi kenaikan kejadian gerakan tanah terutama di Jawa Barat, diperkirakan akan terus meningkat.
"Masyarakat masih menganggap bahwa sistem peringatan bencana adalah sistem peringatan dini bencanan, namun peringatan seharusnya tidak terhambat atau terlalu awal tapi harus tepat waktu," kata dia.