Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa melemah meski surplus neraca perdagangan Indonesia berlanjut.
Pada akhir perdagangan Selasa, rupiah turun 23 poin atau 0,15 persen menjadi Rp15.589 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.566 per dolar AS.
“Surplus neraca perdagangan meningkat didorong oleh kontraksi kinerja impor bulanan yang lebih dalam dibandingkan dengan ekspor,” kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik, Indonesia kembali mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar 3,26 miliar dolar AS, naik 0,48 miliar dibanding bulan sebelumnya atau bertahan selama 53 bulan sejak Mei 2020.
Kondisi surplus ini ditopang oleh komoditas non migas sebesar 4,62 miliar dolar AS. Adapun komoditas yang memberikan surplus utama adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewani/nabati serta besi dan baja.
Di saat yang sama, komoditas migas Indonesia mencatatkan defisit sebesar 1,36 miliar dolar AS. Defisit tersebut disumbang oleh komoditas hasil minyak dan minyak mentah.
Dari sisi eksternal, pernyataan dari beberapa pejabat bank sentral Amerika Serikat atau Fed mengafirmasi arah pemangkasan suku bunga kebijakan Fed yang cenderung moderat.
Gubernur Fed, Christopher Waller, mengatakan mempertimbangkan data ekonomi AS saat ini, Fed perlu mengarahkan jalur pemangkasan suku bunga dengan urgensi yang lebih rendah.
Selain itu, Waller juga berpendapat bahwa stance Fed cenderung netral dengan langkah yang gradual.
Senada dengan Waller, pejabat Fed lainnya, Neel Kashkari, juga berpendapat bahwa Fed mungkin melanjutkan pemangkasan “lebih moderat” untuk kuartal berikutnya.
Kedua pernyataan tersebut menegaskan kembali bahwa Fed tidak akan memangkas suku bunga Fed Funds Rate (FFR) secara agresif ke depannya pada 2024 dan 2025. Akibatnya, permintaan dolar AS meningkat, dan mendorong pelemahan mata uang global.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah melemah meski surplus neraca perdagangan Indonesia berlanjut