Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore ditutup naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia.
IHSG ditutup menguat 8,04 poin atau 0,11 persen ke posisi 7.504,12. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 2,35 poin atau 0,25 persen ke posisi 927,37.
“Bursa regional Asia menguat, yang tampaknya didukung oleh sikap pelaku pasar yang merespons kebijakan pemerintah Amerika Serikat (AS), sehingga kekhawatiran agak berkurang setelah Presiden Biden mencegah Israel menyerang industri minyak Iran," kata Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Dari mancanegara, Presiden AS Joe Biden menyampaikan bahwa langkah diambil untuk mencegah kenaikan atau lonjakan harga minyak dunia dengan membujuk Israel agar tidak menyerang fasilitas minyak Iran, meskipun secara diplomatik tetap memberikan dukungan kepada Israel jika negara tersebut tidak menyerang target tertentu di Iran.
Di sisi lain, pasar juga masih meyakini bahwa The Fed berpeluang memangkas suku bunga acuannya, meskipun tidak secara agresif.
Hal ini didorong oleh data inflasi yang turun menjadi 4,1 persen dari 4,2 persen pada Agustus 2024, yang menunjukkan gambaran solidnya ekonomi AS.
Dari dalam negeri, posisi cadangan devisa pada bulan September mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Bank Indonesia (BI) dalam rilisnya menyebutkan bahwa cadangan devisa Indonesia pada September 2024 sebesar 149,9 miliar dolar AS, dibandingkan dengan posisi pada Agustus 2024 yang sebesar 150,2 miliar dolar AS.
Meskipun mengalami penurunan, cadangan devisa ini masih mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri.
Bank Indonesia mengungkapkan bahwa cadangan devisa bulan September setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Namun demikian, penurunan ini tetap menjadi perhatian karena dapat berpotensi melemahkan nilai tukar rupiah dan berdampak pada pembayaran utang negara, yang pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan ekonomi dan berpotensi menyebabkan ketidakstabilan ekonomi.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG bergerak ke zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, delapan sektor menguat yaitu dipimpin sektor teknologi sebesar 3,46 persen, diikuti oleh sektor barang baku dan sektor properti yang masing- masing naik sebesar 1,51 persen dan 1,48 persen.
Sedangkan, tiga sektor terkoreksi yaitu sektor keuangan turun paling dalam minus 0,57 persen, diikuti oleh sektor industri dan sektor infrastruktur yang masing- masing turun sebesar 0,52 persen dan 0,13 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu IOTF, BUKA, DSNG, LEAD dan HRTA. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni GRIA, SAPX, DOSS, AYLS dan AKSI.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG awal pekan ditutup menguat ikuti bursa kawasan Asia
IHSG ditutup menguat 8,04 poin atau 0,11 persen ke posisi 7.504,12. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 2,35 poin atau 0,25 persen ke posisi 927,37.
“Bursa regional Asia menguat, yang tampaknya didukung oleh sikap pelaku pasar yang merespons kebijakan pemerintah Amerika Serikat (AS), sehingga kekhawatiran agak berkurang setelah Presiden Biden mencegah Israel menyerang industri minyak Iran," kata Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Dari mancanegara, Presiden AS Joe Biden menyampaikan bahwa langkah diambil untuk mencegah kenaikan atau lonjakan harga minyak dunia dengan membujuk Israel agar tidak menyerang fasilitas minyak Iran, meskipun secara diplomatik tetap memberikan dukungan kepada Israel jika negara tersebut tidak menyerang target tertentu di Iran.
Di sisi lain, pasar juga masih meyakini bahwa The Fed berpeluang memangkas suku bunga acuannya, meskipun tidak secara agresif.
Hal ini didorong oleh data inflasi yang turun menjadi 4,1 persen dari 4,2 persen pada Agustus 2024, yang menunjukkan gambaran solidnya ekonomi AS.
Dari dalam negeri, posisi cadangan devisa pada bulan September mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Bank Indonesia (BI) dalam rilisnya menyebutkan bahwa cadangan devisa Indonesia pada September 2024 sebesar 149,9 miliar dolar AS, dibandingkan dengan posisi pada Agustus 2024 yang sebesar 150,2 miliar dolar AS.
Meskipun mengalami penurunan, cadangan devisa ini masih mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri.
Bank Indonesia mengungkapkan bahwa cadangan devisa bulan September setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Namun demikian, penurunan ini tetap menjadi perhatian karena dapat berpotensi melemahkan nilai tukar rupiah dan berdampak pada pembayaran utang negara, yang pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan ekonomi dan berpotensi menyebabkan ketidakstabilan ekonomi.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG bergerak ke zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, delapan sektor menguat yaitu dipimpin sektor teknologi sebesar 3,46 persen, diikuti oleh sektor barang baku dan sektor properti yang masing- masing naik sebesar 1,51 persen dan 1,48 persen.
Sedangkan, tiga sektor terkoreksi yaitu sektor keuangan turun paling dalam minus 0,57 persen, diikuti oleh sektor industri dan sektor infrastruktur yang masing- masing turun sebesar 0,52 persen dan 0,13 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu IOTF, BUKA, DSNG, LEAD dan HRTA. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni GRIA, SAPX, DOSS, AYLS dan AKSI.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG awal pekan ditutup menguat ikuti bursa kawasan Asia