Proses lainnya adalah honey, yakni ceri kopi setelah disortir lalu di kupas kulitnya dan langsung dijemur. Dinamakan honey karena saat dijemur, biji kopi akan lengket seperti madu dan cenderung bau manis.
Proses ketiga adalah natural, yaitu dari ceri kopi dari kebun langsung dijemur di bawah terik matahari.
“Kalau sekarang lagi trend difermentasi terlebih dahulu, habis itu dijemur, proses wash itu perlu waktu sekitar 7 sampai 8 hari, untuk honey 8 sampai 9 hari, kalau natural butuh 20 sampai dengan 28 hari,” katanya.
Satrea mengatakan, proses pengeringan untuk keperluan komersil bisa juga dilakukan dengan mesin atau mechanical drying berkapasitas 700 kilogram sampai 1 ton untuk waktu yang lebih cepat. Untuk metode wash, hanya membutuhkan waktu 24 jam sampai 2 hari dan natural hanya 3 hari. Mechanical drying juga dipakai jika cuaca tidak bagus atau karena kebutuhan mendesak.
Kopi yang sudah dijemur dan kering dalam waktu tertentu, masuk ke proses mengupas biji menjadi green bean dengan mesin, lalu masuk ke tahap sortir dengan handpick. Wanoja Coffee memberdayakan ibu-ibu setempat untuk membantu proses ini.
Proses handpick dilakukan untuk menyortir kembali biji kopi dengan density grinder dan size grinder, atau memilih biji kopi berdasarkan bentuk dan ketebalan yang sama. Setelah itu masuk ke proses Quality Control (QC) dan didistribusikan.
Tahun ini Wanoja Coffee bisa memproduksi 80 ton biji kopi mentah (green beans) yang dikirim untuk pasar lokal. Mereka juga telah memiliki langganan ke penyangrai lokal (roaster) di Jawa Barat dan Jakarta, dan diekspor ke Belanda dan Arab Saudi.
“Kalau Belanda itu kita ada kontrak 30 ton, kalau Saudi 19,2 ton, kalau lokalnya 50 ton, produknya green beans,” katanya.
Satrea mengatakan, metode paling mahal adalah natural karena membutuhkan waktu paling panjang dalam penjemurannya, sementara yang murah biasanya produk metode wash karena lebih simpel dan paling cepat.
Produksi specialty coffee dari kebun Wanoja Coffee Garut
Sabtu, 5 Oktober 2024 8:25 WIB