Antarajabar.com - Obat kontroversial untuk meningkatkan libido perempuan mendapat persetujuan edar dari Badan Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) Amerika Serikat pada Selasa (18/8) namun dengan peringatan tentang potensi bahaya efek sampingnya.
FDA sudah dua kali menolak memberikan izin edar flibanserin, yang diproduksi oleh perusahaan swasta Sprout Pharmaceuticals.
Seperti dilansir kantor berita Reuters, keputusan terbaru FDA keluar setelah panel penasihat pada Juni menyimpulkan bahwa izin edar obat itu harus disertai dengan aturan ketat untuk memastikan pasien sepenuhnya menyadari risikonya.
Obat itu akan dijual dengan merek dagang Addyi. Media menjulukinya sebagai "Viagra perempuan", meski sistem kerjanya tidak seperti pil Viagra untuk lelaki produksi Pfizer Inc, yang tahun 1998 mulai menjadi obat terapi disfungsi ereksi pertama yang mendapat izin FDA.