Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Cirebon, Jawa Barat, menggencarkan program literasi keuangan untuk mengedukasi masyarakat agar bisa membedakan uang asli dengan yang palsu, sehingga kasus peredaran uang itu bisa dicegah.
Manajer Pengelolaan Uang Rupiah KPw BI Cirebon Suradiyono di Majalengka, Selasa, mengatakan program literasi keuangan ini rutin digelar dengan menyasar semua segmen masyarakat di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning).
Baca juga: BI Cirebon melepas ekspor rotan ke Prancis
Baca juga: BI Cirebon melepas ekspor rotan ke Prancis
Dalam kegiatan tersebut, kata dia, BI Cirebon memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai ciri-ciri uang rupiah yang asli dengan metode dilihat, diraba dan diterawang (3D).
Ia menyampaikan masyarakat dapat melihat ciri-ciri uang asli seperti adanya logo BI, kode khusus berupa nomor, huruf serta benang pengaman pada lembaran uang.
“Melalui edukasi ini, masyarakat dapat membedakan uang asli dengan menggunakan metode 3D serta alat bantu yang disediakan oleh perbankan,” katanya.
Ia menyampaikan fokus utama dalam program edukasi ini, yakni supaya masyarakat dapat mengenali dan merawat uang rupiah dengan baik.
Selain itu, pihaknya juga mengajak masyarakat untuk selalu waspada dan melaporkan bila menemukan adanya indikasi terkait peredaran serta penggunaan uang palsu di lingkungan sekitar.
Suradiyono menegaskan laporan dan klarifikasi dari masyarakat, sangat penting untuk mencegah peredaran uang palsu di wilayah Ciayumajakuning.
“Tahun 2024 diperkirakan ada sedikit peningkatan kasus. Oleh karena itu, kami meminta masyarakat untuk tetap waspada,” ujarnya.
Dia menambahkan hingga bulan Agustus 2024, BI Cirebon mencatat ada sekitar 3.900 bilyet terkait temuan uang palsu sebagai barang bukti pihak kepolisian maupun permintaan klarifikasi dari masyarakat.
Suradiyono mengajak semua lapisan masyarakat serta instansi pemerintah, untuk mewaspadai tingginya peredaran uang palsu, terutama menjelang Pilkada 2024.
Menurut dia, momen-momen tersebut sering dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggungjawab untuk menyebarkan uang palsu.
“Pada tahun pemilu, biasanya terdapat peningkatan kasus uang palsu. Namun, kami bersyukur berkat kerja sama dengan pihak kepolisian (di Majalengka) ada kasus dapat terungkap,” ucap dia.
Baca juga: BI Cirebon mencatat 4.500 transaksi QRIS pada ajang PQN x FEBRI 2024
Baca juga: BI Cirebon mencatat 4.500 transaksi QRIS pada ajang PQN x FEBRI 2024