Mengenai keinginan beristirahat usai PON Aceh-Sumut, mereka memang sudah memantapkan diri dengan keputusannya itu, apalagi Bim yang memang ingin kembali ke dunianya semula, yakni panjat alam.
Bim mengaku sejak awal memang hobi memanjat tebing di alam, dan bisa menjadi atlet panjat tebing dianggapnya sebagai bonus yang membuatnya bisa merasakan berbagai kejuaraan tingkat nasional maupun internasional.
Setidaknya sudah 20 tahunan Bim menekuni dunia panjat tebing, sedangkan sang istri juga sudah 15 tahun sehingga mereka berdua ingin beristirahat dari kompetisi.
"Saya mau istirahat dulu (selepas PON Aceh-Sumut, red.). Mau mencoba sesuatu yang baru. Karena perjalanan kami juga sudah lumayan panjang di panjat tebing. Saya 15 tahunan, dia (suami, red.) 20 tahunan," tambah Widia.
Selain itu, Widia pun berencana untuk program kehamilan karena setelah menikah dulu memang menunda untuk punya anak, sebab mereka langsung dipersiapkan pelatda mewakili Jabar untuk PON Aceh-Sumut.
Semoga cita-cita Bim dan Widia untuk mendirikan sekolah atau klub memanjat bisa terealisasi sehingga semakin memasyarakatkan olahraga panjat tebing yang berpotensi menyumbang banyak medali di setiap kejuaraan.
Apalagi, Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid juga mengungkapkan bahwa olahraga panjat tebing saat ini semakin diminati masyarakat dengan bermunculannya klub-klub di daerah yang didirikan oleh pada mantan atlet.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Romantisme pasutri pemanjat tebing bersanding di atas podium
Romantisme pasutri pemanjat tebing asal Jawa Barat bersanding di atas podium
Oleh Zuhdiar Laeis Kamis, 12 September 2024 15:13 WIB