Agus menilai dengan kunjungan ini, wisatawan asing itu dapat membagikan pengalaman mereka melalui media sosial sehingga bisa memperluas jangkauan promosi pariwisata Cirebon ke luar negeri.
“Dengan kemudahan teknologi saat ini, kami berharap wisatawan akan membagikan pengalaman mereka ketika singgah di Keraton Kacirebonan kepada jaringan mereka,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia mengemukakan Kota Cirebon memiliki luas wilayah yang terbatas, sehingga harus memanfaatkan kekayaan budaya dan sejarah sebagai motor penggerak utama industri pariwisata.
Oleh karenanya, Agus menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah daerah, pihak keraton, event organizer (EO) dan pemangku kepentingan lainnya guna menciptakan kemasan promosi wisata yang lebih menarik.
“Kami memiliki keunggulan unik, yaitu empat keraton yang masih eksis di kota kecil ini. Ini adalah nilai lebih yang perlu kami angkat dalam setiap promosi,” ungkapnya.
Ia berharap promosi budaya akan menjadi pondasi utama dalam menarik minat para wisman. Sebab, dengan pendekatan ini Kota Cirebon bisa mengoptimalkan potensi wisata yang dapat dinikmati oleh turis dari berbagai belahan dunia.
Apalagi, pihaknya menargetkan bisa mendatangkan sekitar 4 juta kunjungan wisatawan ke Kota Cirebon sampai akhir tahun 2024.
“Kekayaan alam memang dimiliki hampir semua daerah, seperti pantai, sungai, dan hutan. Namun, Cirebon memiliki keunikan budaya yang tidak dapat ditemukan di tempat lain, dan ini adalah keunggulan yang harus kami manfaatkan,” ucap dia.