Antarajawabarat.com, 6/3 - Deflasi yang terjadi pada Januari hingga Februari 2015 sebesar 0,62 persen berimplikasi pada tertahannya laju inflasi tahun kalender (Januari-Februari 2015) di Jabar, kata Pemimpin Bank Indoneia Jabar Rosmaya Hadi di Bandung, Jumat.
"Pencapaian ini merupakan pencapaian inflasi terbaik untuk periode Januari-Februari bagi Jabar dalam kurun lima tahun terakhir," kata Rosmaya.
Ia menyebutkan hingga februari inflasi Jabar dapat dipertahankan di bawah nasional. Secara tahunan inflasi Jabar pada Februari 2015 sebesar 5,42 peren atau di bawah inflasi nasional sebesar 6,29 persen (yoy).
Rosmaya menyebutkan, deflasi yang terjadi pada Februari 2015 utamanya masih didorong oleh kebijakan penyeuaian harga berbagai komiditas dari kelompok administered pricr yang terjadi di Januari 2015 seperti penurunan harga BBM, yang diikuti dengan penurunan tarif angkutan.
Selain itu juga pada kelompok komoditas volatile food penurunan harga cabai merah, cabai rawit dan telur ayam juga mendorong terjadinya deflasi seiring pasokan yang kembali normal memasuki musim panen.
"Sementara itu permintaan rumah tangga yang merupakan komponen dengan pangsa terbesar terhadap PDRB Jabar (62,92 persen) diperkirakan masih relatif tabil.
Berdasar hasil survei konsumen Februari, tingkat optimisme konsumen terhadap perekonomian Jabar diperkirakan masih relatif stabil dengan kecenderungan meningkat.
"Kondii pergerakan harga dari sisi p[ermintaan diperkirakan masih cenderung stabil," katanya.
Tim pengendali inflasi Jabar melakukan beberapa langkah antara lain melakukan koordinasi pemantuaan harga beberapa komoditas trategis yang mengalami gejolak harga seperti beras dan LPG 3Kg. Selain itu juga dilakukan idenfitikasi penyebab gejolak itu.
"Sejumlah tim di daerah sudah bergerak, antara lain melakukan operasi pasar beras, penyaluran Raskin dan menjaga stok beras. Kecukupan stok beras di Bulog Jabar masih aman untuk tiga bulan ke depan," kata pimpinan BI Jabar itu.
Ia menyebutkan, pengawasan terhadap komoditas beras dan LPG 3Kg menjadi salah satu fokus dari Tim Pengendali Inflasi Jabar.***3***
Syarif A