Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin menyinggung soal kesejahteraan masyarakat yang tidak merata seperti yang terjadi di RW 16, Dusun 3, Desa Jayagiri, Lembang, Bandung Barat, meski kawasan ini dikenal sebagai tempat wisata yang ramai.
Berdasarkan data yang diterimanya, desa berpenduduk 1.372 orang ini masih banyak keluarga prasejahtera/dhuafa yang mencapai 242 KK atau sekitar 600 orang, dengan rata-rata pekerjaan warganya sebagai buruh tani harian.
Dan saat meninjau langsung perkampungan padat itu selepas Shalat Idul Adha 2024, di lokasi, Senin, Bey menyaksikan bagaimana masih banyak masyarakat yang tinggal di rumah tak layak huni, fasilitas MCK yang rusak dan berbahaya karena abrasi akibat gerusan air sungai.
"Yang kurang enak bagi saya, ini di Lembang. Padahal pariwisata ramai setiap weekend di sini, tetapi kenapa tidak ada yang netes ke sini kesejahteraannya," kata Bey di Jayagiri, Lembang, Bandung Barat.
Bey berjanji pihaknya akan mencarikan solusi terkait kesejahteraan masyarakat di sana mengingat keadaan tersebut sangat dekat dengan pusat pemerintahan Jawa Barat yakni Kota Bandung.
"Nanti kami akan pikirkan karena dekat sekali ke Gedung Sate cuma beberapa menit. Tetapi ternyata masih ada yang kurang," ucap Bey.
Dalam waktu dekat, Bey mengatakan akan ada bantuan khusus bagi perkampungan tersebut, mulai dari program perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu), sampai perbaikan fasilitas MCK.
"Tetapi saya mau pastikan dulu, aman enggak karena dekat aliran jangan sampai dibangun ada yang rusak atau longsor. Kami ingin bantu, idealnya satu rumah satu MCK. Kemudian tadi ada ibu, kamar mandi dan dapur nyatu. Harusnya ada edukasi dan bantuan khusus. Terlebih ini Idul Adha momen meningkatkan ketakwaan, pengorbanan, dan saling bantu sesama saudara," ucapnya.
Berdasarkan data yang diterimanya, desa berpenduduk 1.372 orang ini masih banyak keluarga prasejahtera/dhuafa yang mencapai 242 KK atau sekitar 600 orang, dengan rata-rata pekerjaan warganya sebagai buruh tani harian.
Dan saat meninjau langsung perkampungan padat itu selepas Shalat Idul Adha 2024, di lokasi, Senin, Bey menyaksikan bagaimana masih banyak masyarakat yang tinggal di rumah tak layak huni, fasilitas MCK yang rusak dan berbahaya karena abrasi akibat gerusan air sungai.
"Yang kurang enak bagi saya, ini di Lembang. Padahal pariwisata ramai setiap weekend di sini, tetapi kenapa tidak ada yang netes ke sini kesejahteraannya," kata Bey di Jayagiri, Lembang, Bandung Barat.
Bey berjanji pihaknya akan mencarikan solusi terkait kesejahteraan masyarakat di sana mengingat keadaan tersebut sangat dekat dengan pusat pemerintahan Jawa Barat yakni Kota Bandung.
"Nanti kami akan pikirkan karena dekat sekali ke Gedung Sate cuma beberapa menit. Tetapi ternyata masih ada yang kurang," ucap Bey.
Dalam waktu dekat, Bey mengatakan akan ada bantuan khusus bagi perkampungan tersebut, mulai dari program perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu), sampai perbaikan fasilitas MCK.
"Tetapi saya mau pastikan dulu, aman enggak karena dekat aliran jangan sampai dibangun ada yang rusak atau longsor. Kami ingin bantu, idealnya satu rumah satu MCK. Kemudian tadi ada ibu, kamar mandi dan dapur nyatu. Harusnya ada edukasi dan bantuan khusus. Terlebih ini Idul Adha momen meningkatkan ketakwaan, pengorbanan, dan saling bantu sesama saudara," ucapnya.