Cianjur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Jawa Barat, menginstruksikan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) setempat untuk membuat aturan penerimaan pegawai pabrik mengutamakan tenaga kerja laki-laki dibanding perempuan agar menekan angka perceraian.
Bupati Cianjur Herman Suherman, di Cianjur, Selasa, mengatakan tingginya kasus perceraian selama beberapa tahun terakhir tidak hanya didominasi faktor ekonomi, namun karena perselingkuhan di tempat kerja khususnya pabrik.
Baca juga: RSUD Cianjur buka peluang kerja bagi 44 pegawai baru
"Data dari Pengadilan Agama Cianjur faktor perceraian paling tinggi diajukan perempuan yang setiap hari bekerja sedangkan suami diam di rumah, sehingga istri merasa jadi tulang punggung ditambah sering bertemu dengan pria lain di tempat kerja, akhirnya menggugat cerai," katanya.
Sehingga aturan yang akan dibuat terkait penerimaan pegawai di pabrik yang ada di Cianjur harus memperbanyak untuk tenaga kerja laki-laki dari pada perempuan, sebagai upaya menekan perceraian karena laki-laki bekerja dan istri di rumah.
Bahkan, pihaknya sudah melakukan pendataan bagi warga Cianjur yang lulusan SMP, SMA, dan SMK yang tidak melanjutkan pendidikan akan direkrut pemerintah guna bekerja di sektor ketahanan pangan terutama pemuda yang siap menjadi petani milenial.
"Mereka akan mendapat penyuluhan mulai cara bertani sampai penjualan, sehingga peluang bagi lulusan berbagai tingkatan sekolah di Cianjur mendapat lapangan kerja dengan mudah, bahkan ditargetkan dapat membuka peluang bagi orang lain," katanya lagi.