Jakarta (ANTARA) - Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Eddy Hermawan mengatakan fenomena panas terik saat siang hari dan hujan turun saat malam ataupun dini hari menandakan Indonesia sedang memasuki akhir transisi dari musim penghujan ke kemarau.
"Jadi semakin terik suhu umumnya diikuti hujan di malam hari, walaupun sifat hujannya tidak sebesar pada umumnya saat musim penghujan. Ini adalah indikasi yang biasa terjadi akhir musim transisi pertama," kata Eddy di Jakarta, Selasa.
Prediksi Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan awal musim kemarau tahun ini terjadi sejak Mei hingga Agustus 2024.
Eddy menuturkan dunia saat ini sedang mengalami gelombang panas. Kawasan yang terpapar gelombang panas adalah kawasan atau negara yang didominasi oleh daratan, seperti India, Thailand, dan kawasan-kawasan seperti Afrika atau Brasil.
Menurutnya, gelombang panas adalah suatu kondisi di mana keadaan suhu rata-rata melebihi batas ambang normal selama lebih dari 30 hingga 40 tahun.
Bila suhu selama tiga dekade berkisar 27 sampai 28 derajat Celcius, lalu melonjak dengan deviasi di atas lima dan berlangsung permanen selama empat hingga lima hari, maka kondisi itu didefinisikan sebagai gelombang panas.
Posisi geografis Indonesia yang dua pertiga laut dan sepertiga daratan dengan lima pulau besar dan 17.548 pulau di mana masing-masing pulau menghasilkan konveksi lokal dan konveksi regional yang membentuk awan.
"Alhasil kawasan Indonesia relatif aman dari bahaya gelombang panas," ujar Eddy.
Lebih lanjut dia mengaku belum mengetahui secara pasti kapan puncak musim panas akan segera berakhir.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul:
BRIN: Siang terik dan malam hujan indikasi akhir musim transisi