Antarajawabarat.com,18/11 - Pascakenaikan premium dan solar mendorong para sopir truk di daerah pantura Cirebon, Jawa Barat, meminta pihak berwenang agar pungutan liar yang semakin marak di jalur Jakarta-Cirebon ditertibkan.
Tarno salah seorang sopir truk di Pantura Cirebon kepada wartawan, Selasa, mengatakan, kenaikan solar jelas menjadi pukulan berat bagi sopir truk, mereka meminta pihak terkait menindak oknum petugas di jalan Pantura Cirebon-Jakarta karena sering melakukan pungutan liar, yang berdampak menambah beban biaya perjalanan mereka.
Sejumlah titik pungutan liar yang dirasakan oleh ribuan sopir truk jalur Cirebon-Jakarta mulai terjadi saat melintasi tol Palimanan-Kanci, pertigaan Jatibarang, Loasarang hingga perbatasan Kabupaten Subang, bahkan oknum petugas yang berada di jalan tersebut tetap minta jatah hingga Jakarta.
Pungutan liar yang dilakukan oleh oknum petugas di jalan Cirebon-Jakarta menjadi biaya rutin perjalanan, kata dia, kini solar naik menjadi Rp 2000 per liter, sangat memberatkan jika oknum penerima pungutan liar dibiarkan bebas memeras sopir truk Pantura.
Sementara iru Kisno sopir angkutan truk lain tujuan Cirebon-Bandung mengaku, kenaikan solar harus diimbangi pelayanan pemerintah, yang paling utama bersihkan pungutan liar, karena biaya perjalanan membengkak dengan adanya uang tersebut.
Dikatakannya, jika sopir truk tidak memenuhi permintaan pungutan liar yang dilakukan sejumlah oknum petugas di jalan raya Cirebon-Bandung. Mereka biasanya dipersulit seperti masuk timbangan dengan angkut batubara melebih kapasitas jelas dihalangi.
Tingginya biaya perjalanan truk angkutan barang akan mempengaruhi ongkos sehingga sopir semakin berat dengan pengeluaran rutin setiap hari. Mereka berharap naiknya harga solar segera dibarengi dengan penertiban pungutan liar untuk meringankan biaya perjalanan para sopir.
Kenaikan solar dan premium juga dirasakan oleh ribuan pelajar dan penumpang umum di kota Cirebon. Ongkos angkutan umum naik dua kali lipat dari Rp1500 menjadi Rp3000.***3***
Enjang S