Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon, Jawa Barat, mendistribusikan 20 ton beras ke desa rawan pangan agar warga setempat bisa membeli komoditas itu dengan harga lebih murah dari pasar.
“Kami menyalurkan beras ini dalam kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang menyasar desa rawan pangan,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Cirebon Erus Rusmana saat ditemui di Cirebon, Selasa.
Baca juga: Kabupaten Cirebon salurkan 40 ton beras murah lewat operasi pasar
Baca juga: Kabupaten Cirebon salurkan 40 ton beras murah lewat operasi pasar
Erus menyampaikan penyaluran beras murah dilaksanakan di Desa Cikeduk, Kecamatan Depok, karena dari hasil pemetaan, daerah ini menjadi salah satu lokasi rawan pangan di Kabupaten Cirebon.
Menurut dia, dipilihnya desa rawan pangan sebagai lokasi pelaksanaan GPM bertujuan supaya komoditas murah yang tersedia bisa terjual merata kepada warga.
Oleh karenanya, kata Erus, DKPP bersama Bulog Cirebon menyalurkan beras medium jenis Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ukuran lima kilogram yang dijual Rp52.000 per kemasan di Desa Cikeduk.
“Harga beras ini di bawah harga pasar yaitu Rp10.400 per kilogram, sehingga masyarakat lebih mudah untuk membelinya,” ujarnya.
Ia menjelaskan terdapat beberapa indikator untuk mengidentifikasi sebuah desa dikategorikan rawan pangan. Misalnya dilihat dari tingkat pendapatan dan perekonomian warga yang rendah, serta cakupan lahan pertanian tidak begitu luas.
Pola semacam ini, lanjut dia, akan diterapkan untuk menentukan lokasi pelaksanaan GPM di Kabupaten Cirebon.
“Di bulan Februari (2024), kami sudah menggelar GPM di tiga titik. Sejauh ini seperti di Desa Cikeduk, dari pagi antrean warga tidak pernah putus. Artinya respons masyarakat positif. Sangat terbantu,” tuturnya.