Antarajawabarat.com,22/5 - PT Semen Indonesia melalui pabriknya di Vietnam yaitu Thang Long Cement berupaya menggenjot penjualan semen sekaligus meningkatkan kapasitas produksi di negeri itu.
"Penguasaan pasar semen di Vietnam yang dijalankan oleh Thang Long Cement masih relatif kecil di angka 2,3 juta ton per tahun, namun potensi pasarnya sangat besar," kata Kepala Departemen Penjualan Semen Indonesia Bambang Djoko di sela temu pelanggan Jawa Barat (Jabar) di Kota Bandung, Kamis.
Menurut Bambang, kapasitas pabrik yang dimiliki perusahaan itu di Vietnam memungkinkan untuk memproduksi semen dengan kapasitas 70 juta ton per tahun, sehingga pabrik itu potensial untuk mengembangkan pasar di sana.
Ia menyebutkan, pabrik di Vietnam itu disiapkan untuk memenuhi ekspor semen dari Semen Indonesia, termasuk juga rencana untuk membuka pabrik baru di ASEAN.
"Produksi dalam negeri oleh Semen Gresik, Semen Padang dan Semen Tonasa fokus untuk memenuhi kebutuhan semen dalam negeri, sedangkan di Vietnam untuk ekspor. Volume produksi kami terus ditingkatkan, khususnya untuk memenuhi pasar dalam negeri," katanya.
Pertumbuhan permintaan semen di Vietnam, kata Bambang Djoko, juga dipicu oleh perkembangan ekonomi serta pembangunan infrastruktur di negeri itu.
Kehadiran pabrik di luar negeri, kata dia, merupakan komitmen perseroan untuk menjadi produsen semen terbesar di ASEAN. Saat ini Semen Indonesia memiliki pabrik terbesar di ASEAN yakni di Tuban Jawa Timur yakni di Semen Gresik.
PT Semen Indonesia (Persero) sebagai perusahaan holding, pada awal 2013 berhasil mengakusisi pabrik semen asal Vietnam Thang Long Cement dengan kepemilikan saham 70 persen. Pabrik itu memiliki kapasitas produksi 2,4 juta ton per tahun.
Sementara itu total produksi Semen Indonesia pada 2013 mencapai 25 juta ton, dimana terbesar diproduksi oleh PT Semen Gresik. Pertumbuhan pembangunan infrastruktur gedung, jembatan dan jalan tol juga meningkatkan permintaan semen di Tanah Air.
"Kebutuhan semen di dalam negeri sangat tinggi, semua produksi semen terserap pasar baik untuk pembangunan infrastruktur dan proyek-proyek pemerintah, swasta maupun pembangunan perumahan. Permintaan semen terus meningkat," kata Bambang Djoko.
Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Komersial PT Semen Gresik Aunur Rosyid yang menyebutkan permintaan semen di Indonesia cukup besar. Kondisi itu menuntut industri semen untuk terus meningkatkan efektivitas produksi dan sistem distribusi.
Ia mencontohkan di Jawa Barat, pertumbuhan permintaan semen terus menggeliat. Penjualan semen di Jabar pada Januari hingga April 2014 di provinsi itu mencapai 2,83 juta ton naik 9,8 persen dibanding 2013 sebesar 2,56 juta ton.
"Pertumbuhan konsumen semen itu melebihi pertumbuhan semen secara nasional yang tumbuh 3,7 persen, Semen Indonesia menguasai pasar 44 persen pasar semen secara nasional " kata Aunur Rosyid.
Khusus untuk produk Semen Indonesia melalui Semen Gresik di wilayah Jabar pada kuartal pertama 2014 mencapai 617,7 ribu ton, atau meningkat 17,7 persen dibanding periode sama tahun 2013 sebesar 524,7 persen.
"Melihat pertumbuhan pembangunan infratruktur di provinsi itu, kami optimis bisa menguasai pasar sebesae 22 persen," katanya.
Ia menyebutkan pasokan semen akan meningkat dengan dibukanya Pabrik Tuban IV di Jatim dan dibukanya "packing plant" di Ciwandan sehingga dipastikan pasokan semen lancar.
Menurut dia, untuk mendukung pasar Semen Indonesia memiliki 22 unit "packing plant" yang dilengkapi dengan beberapa dermaga yakni di 11 pelabuhan khusus yang bersebar di beberapa lokasi di Indonesia.
Selain itu, pihaknya juga mengembangkan pasar produk terbaru 'Super Quick' tipe dua yang disiapkan untuk mengatasi kebutuhan semen cepat kering di lokasi yang memiliki tingkat keasaman tinggi.
"Super Quick tipe dua market sharenya masih kecil, namun terus meningkat. Produk ini disiapkan untuk bangunan di lokasi yang memiliki keasaman tinggi," kata Aunur Rosyid.
Sedangkan kegiatan temu pelanggan dan dealer di Jawa Barat diikuti lebih dari seribu orang dari sejumlah daerah di Jabar.***2***
Syarif A