Jakarta (ANTARA) - Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 1 Anies Baswedan menyebut solusi untuk penanganan permasalahan sengketa lahan di Indonesia dilakukan berbeda-beda.
"Jangan satu solusi untuk semua masalah. Dan itu salah satu pendekatan kami. Tidak satu solusi untuk semua," kata Anies sebelum berangkat memulai kampanye hari pertama di kediamannya, Jakarta, Selasa.
Menurut dia, suatu solusi permasalahan sengketa lahan di suatu daerah, belum tentu bisa disamakan atau diaplikasikan ke daerah lainnya. Anies menyatakan hal tersebut saat menyinggung permasalahan sengketa lahan di Kampung Tanah Merah, Jakarta Utara.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan, Kampung Tanah Merah memiliki permasalahan sengketa lahan dengan sebuah perusahaan milik negara.
Kemudian, kata dia, warga di kampung tersebut menyampaikan aspirasinya terkait sengketa lahan tersebut di tahun 2016.
Lalu saat Anies menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, dirinya menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) secara kolektif bagi warga Kampung Tanah Merah sebagai solusi sementara.
"Sehingga warga bisa mendapatkan akses air minum listrik bisa dapat izin usaha mikro dan kecil (IUMK) dan urusan-urusan lain," ujarnya.
Proses peradilan sengketa lahan kampung itu pun pada saat itu tetap berjalan, namun menurutnya kebutuhan masyarakat harus tetap terpenuhi.
Di sisi lain, menurut dia setiap kawasan yang mengalami sengketa lahan itu tidak semuanya sama dengan yang terjadi di Tanah Merah, karena setiap kasus memiliki latar belakang masalahnya masing-masing.
Dia pun berharap Gubernur DKI Jakarta yang nantinya terpilih agar tetap meneruskan IMB bagi Tanah Merah itu. Menurut dia, jangan sampai pemimpin justru menelantarkan warganya sendiri.
Dia pun berjanji akan mencari turut mencari solusi jika dirinya menjadi pemimpin di tingkat nasional.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Anies sebut solusi penanganan sengketa lahan di Indonesia berbeda-beda