Bandung (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bandung, Jawa Barat, mencatat realisasi investasi di Kota Bandung mencapai Rp4,1 triliun pada akhir triwulan II 2023, atau 57 persen dari target tahunan yang ditetapkan sebesar Rp7,25 triliun.
"Untuk investasi di Kota Bandung mempunyai potensi yang luar biasa, di akhir triwulan kedua ini sudah mencapai di angka Rp4,1 triliun dari target di tahun 2023 yang sebesar Rp7,25 triliun," kata Kepala DPMPTSP Kota Bandung Ronny Ahmad Nurudin di Bandung, Kamis.
Dia menyebutkan investasi sebesar Rp4,1 triliun tersebut didominasi oleh sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi dengan menyumbang senilai Rp2,3 triliun.
Ronny mengatakan hingga akhir triwulan II tahun ini, realisasi penanaman modal asing (PMA) yang justru mendominasi investasi di Kota Bandung dengan menyumbang Rp2,4 triliun, sedangkan untuk kategori penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp1,7 triliun.
"Sampai akhir triwulan kedua ini, PMA justru yang besar rasionya dengan 59,05 persen dan PMDN sebesar 40,95 pesen," kata Ronny.
Dia menyebut negara Tiongkok yang mendominasi PMA di Kota Bandung lewat PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) dengan nilai investasi mencapai Rp2 triliun.
"Tahun 2023 ini yang paling banyak dari Tiongkok ya, kemudian Singapura, Malaysia, Jepang, Hong Kong, India, Korea Selatan, Belanda, Inggris, dan Belgia," ucap dia.
Dengan capaian realisasi investasi pada akhir triwulan II 2023 yang sudah mencapai 57 persen, Ronny optimistis investasi di Kota Bandung bisa mencapai target yang sudah ditentukan.
"Insya Allah mudah-mudahan (tercapai). Dengan Kota Bandung yang mempunyai potensi yang unggul terutama iklimnya akan sangat mendukung untuk jasa dan pariwisata lain sebagainya," katanya.