"Kami pun memiliki keinginan "out put" pendidikan harus berimbang, tidak hanya cerdas secara keilmuan, tapi juga memiliki keimanan dan akhlak yang baik," katanya.
Koordinator aksi guru diniyah, Asep Rizal mengatakan aksi tersebut dilakukan karena guru madrasah diniyah khawatir regulasi dari pemerintah pusat akan membuat waktu sekolah berubah menjadi lima hari yang akan berdampak waktu sekolah menjadi sepanjang hari.
"Jangan sampai, akibat sekolah seharian, keberadaan madrasah yang hampir di setiap RW akan tergerus secara perlahan," kata Asep.