Antarajawabarat.com, 4/9 - Bank BJB masih mempertimbangkan dan mencermati kenaikan suku bunga dalam mengantisipasi dampak melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS.
"Meski sudah ada kebijakan BI tentang kenaikan suku bunga, kami masih menunggu perkembangan. Belum ada perubahan suku bunga kredit dan yang pasti masih mencermati hingga pertengahan Bulan September ini," kata Direktur Bank BJB Bien Subiantoro pada Hari Pelanggan Nasional di Depok, Jabar, Rabu.
Ia menyebutkan pihaknya juga harus menjaga loyalitas kepada para nasabah dalam hal ini debitor yang akan terbebani bila terjadi kenaikan suku bunga kredit.
"Secara umum likuiditas tidak ada masalah, dan cukup baik, namun di sisi lain kami juga menjaga loyalitas pada nasabah. Sehingga perlu strategi yang bijak untuk menghadapi hal seperti ini," kata Bien.
Lebih lanjut, pimpinan bank yang menempati peringkat ke-14 bank terbesar di Indonesia itu menyebutkan saat ini kinerja bisnis perseroan masih cukup positif.
Ia menyebutkan, penyaluran kredit per 31 Desember 2013 mencapai Rp42,6 triliun. Alokasinya antara lain kredit konsumer senilai Rp27,3 triliun kredit mikro Rp5,5 triliun, kredit komersial Rp6,5 triliun dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) senilai Rp3,3 triliun.
Sedangkan kinerja penghimpunan dana pihak ketiga juga tumbuh positif dengan total Rp49 triliun.
"Sekitar Rp27,4 triliun dari deposito serta giro dan tabungsan senilai Rp21,5 miliar. Diperkirakan akhir tahun ini deposito akan meningkat seiring adanya kenaikan suku bunga," katanya.
Terkait ekspansi kredit Bank BJB, kata Bien dalam beberapa bulan ke depan akan fokus untuk penyaluran ke sektor kredit infrastruktur seperti untuk pembangunan pembangkit listrik dan jalan tol.
"Sektor infrastruktur akan menjadi garapan untuk sektor kredit kita ke depan, sedangkan untuk manufactur sementara kira kurangi, meski kita tetap bertahan secara proporsional dengan pertimbangan risiko," kata Dirut Bank BJB itu menambahkan.***3***