New York (ANTARA) - Harga minyak mentah berjangka merosot lebih dari lima persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena kekhawatiran atas kemungkinan gagal bayar utang AS dan perkiraan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa pekan ini.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni jatuh 4,0 dolar AS atau 5,29 persen, menjadi menetap di 71,66 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli merosot 3,99 dolar AS atau 5,03 persen, menjadi ditutup pada 75,32 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Itu adalah penutupan terendah untuk kedua harga acuan sejak 24 Maret dan juga persentase penurunan satu hari terbesar sejak awal Januari.
Pasar minyak anjlok di tengah kekhawatiran resesi, sementara krisis perbankan AS dan pernyataan Menteri Keuangan AS Janet Yellen tentang potensi gagal bayar AS menambah tekanan pada harga minyak.
Amerika Serikat tidak dapat memenuhi semua kewajiban pemerintah paling cepat 1 Juni, jika Kongres AS tidak menaikkan atau menangguhkan batas utang sebelum waktu itu, Yellen memperingatkan pada Senin (1/5/2023).
Gedung Putih mengatakan Presiden Joe Biden tidak akan bernegosiasi mengenai plafon utang selama pertemuannya dengan empat pemimpin kongres pada 9 Mei, tetapi dia akan mulai membahas "proses anggaran terpisah."
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Minyak terjun dipicu kekhawatiran gagal bayar AS, kenaikan suku bunga