Antarajawabarat.com,17/6 - Polrestabes Bandung menjaga sebanyak 89 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Bandung, sejak Minggu (16/6) malam hingga Senin, guna untuk mengantisipasi aksi penolakan kenaikan harga BBM.
"Jadi ada sekitar 89 SPBU di Kota Bandung yang kami jaga. Pengamanan dan penjagaan yang dilakukan secara terbuka selama 24 jam penuh," kata Kabag Ops Polrestabes Bandung AKBP Diki Budiman, di Bandung, Senin.
Ia mengatakan, masing-masing SPBU akan dijaga oleh dua anggota polisi dan di "back up" juga oleh petugas TNI dari Kodim.
Menurut dia, sampai saat ini adanya aksi unjuk rasa menolak harga kenaikan BBM belum menimbulkan dampak gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.
"Gangguan itu misalnya antrean kendaraan di SPBU atau penimbunan BBM. Sampai sekarang Bandung masih kondusif. Tidak ada SPBU yang kehabisan stok, antrean di SPBU, atau info penimbunan BBM," katanya.
Dikatakannya, hari ini aksi unjuk rasa terkait kenaikan BBM di Bandung hari ini hanya ada di dua titik yaitu di Gedung Sate dan di Depo Pertamina di Ujung Berung.
"Untuk situasi kegiatan aksi berjalan aman selama pelaksanaannya," kata dia.
Sementara itu, ada pemandangan berbeda dalam aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di depan Gedung Sate Bandung. Para buruh wanita yang menjadi garda terdepan dalam demo kali ini.
Mereka berasal dari Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (Kasbi), jumlahnya lebih dari 20 orang dari total massa sekitar 200 orang.
Salah seorang "mojang geulis" yang ikut dalam demontrasi ialah Nuriasih (31), ia mengaku sengaja ikut demo menolak kenaikan harga BBM bersama rekan-rekannya.
"Ya harapannya sih mudah-mudahan tidak jadi naik. Kalau naik, maka harga barang-barang yang lain terutama kebutuhan pokok juga akan naik. Itu akan sangat memberatkan rakyat, terutama rakyat miskin," kata dia.***2***
Ajat S
