Inflasi bulanan tersebut terjadi karena kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 114,16 menjadi 114,36.
Dengan demikian, inflasi bulan lalu tercatat 4,97 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) dan 0,68 persen dibanding akhir tahun sebelumnya (year-to-date/ytd).
Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengingatkan pemerintah untuk menjaga harga komoditas terutama bahan bakar rumah tangga dan minyak goreng yang berpotensi mendorong inflasi pada Ramadhan 2023.
“Berdasar tren tahun-tahun sebelumnya, inflasi pada Ramadhan 2023 perlu dikelola dan dengan mengendalikan harga-harga komoditas yang kemungkinan akan dominan mendorong inflasi, antara lain bahan bakar rumah tangga, minyak goreng, daging ayam ras, dan beberapa komoditas lain,” kata Pudji dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Dalam empat tahun terakhir, ia merinci, pada 2019 bulan Ramadhan jatuh pada Mei di mana inflasi pada bulan tersebut mencapai 0,68 persen yang didorong oleh kenaikan harga komoditas cabai merah, daging ayam ras, bawang putih, ikan segar, angkutan antarkota, dan telur ayam ras.