Antarajawabarat.com, 1/6 - Kasus pembajakan sumber daya manusia atau tenaga perhotelan di Jawa Barat khususnya di Kota Bandung terus meningkat seiring pesatnya pertumbuhan hotel baru, kata Ketua PHRI Jawa Barat Herman Muchtar di Bandung, Sabtu.
"Kami banyak mendapat keluhan dari hotel-hotel anggota PHRI yang tenaganya dibajak oleh sarana akomodasi baru, sehingga personel mereka berkurang dan harus menggantinya. Itu bukan satu dua tapi terus terjadi," kata Herman Muchtar.
Menurut Muchtar, tidak jarang tenaga perhotelan yang baru bekerja setengah tahun hingga setahun sudah kembali pindah ke tempat kerja yang baru, tentunya mengejar gaji yang lebih baik.
Akibatnya, tingkat keluar masuk pekerja perhotelan di Kota Bandung khususnya cukup tinggi di antara hotel-hotel yang baru berdiri di sana. Rata-rata hotel baru itu merekrut pekerja setingkat manajer dari eksekutif hotel yang telah berpengalaman.
"Pindah kerja memang tidak bisa dihalang-halangi sejauh tidak melanggar perjanjian kerja dan kontraknya, namun kondisi ini jelas cukup berpengaruh bagi pelayanan hotel khususnya yang pegawainya dibajak," kata Herman.
Kondisi tersebut menjadi permasalahan bagi pelaku usaha perhotelan ke depan sehingga perlu adanya jalan keluar sehingga pembajakan tenaga perhotelan tidak terjadi.
Hal itu, kata Herman, tidak lepas dari tingkat pertumbuhan jumlah hotel dan kamarnya yang meningkat tajam di Jawa Barat khususnya di Kota Bandung.
Ia menyebutkan, pertumbuhan kamar hotel di Kota Bandung meningkat signifikan. Delapan tahun lalu jumlah kamar hotel di Kota Bandung sekitar 10.000 kamar, sedangkan pada 2013 mencapai 16.500 kamar.
Di sisi lain pertumbuhan kunjungan wisatawan juga meningkat, akan tetapi justru okupansi hotel menurun dari 55 persen pada delapan tahun lalu menjadi 53 persen pada 2013. Bahkan okupansi hotel di Jabar hanya 35 persen.
"Selain bajak membajak tenaga perhotelan, penambahan hotel baru di Bandung juga berdampak pada perang tarif antara hotel kelas bintang yang menyeret tarif hotel melati, ini menjadi masalah karena tarif menjadi tidak sehat," kata Herman Muchtar.
Di sisi lain, upaya untuk mendapatkan klasifikasi hotel masih berjalan lamban, dari 1.500 hotel di Jabar, tercatat baru 57 hotel yang sudah mengantongi klasifikasi dan sertifikasi. Sisanya masih terkendala administrasi dan persyaratan Amdal.
"Kami berharap ada terobosan untuk memberikan kemudahan dalam sertifikasi hotel ini," kata Ketua PHRI Jabar itu menambahkan.
PERTUMBUHAN HOTEL TINGKATKAN PEMBAJAKAN TENAGA KERJA
Sabtu, 1 Juni 2013 23:48 WIB