Tokyo (ANTARA) - Harga minyak naik kembali pada awal perdagangan Asia pada Rabu, pulih dari penurunan hari sebelumnya, karena prospek OPEC yang lebih kuat untuk permintaan China membantu mengimbangi sentimen investor global yang bearish setelah kegagalan bank AS baru-baru ini.
Minyak mentah berjangka Brent terangkat 62 sen atau 0,8 persen, menjadi diperdagangkan di 78,07 dolar AS per barel pada pukul 00.58 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 70 sen atau 1,0 persen, menjadi diperdagangkan di 72,03 dolar AS per barel.
Pada Selasa (14/3/2023), kedua harga acuan minyak anjlok lebih dari empat persen ke level terendah tiga bulan.
"Pasar minyak telah bangkit kembali dengan sendirinya setelah penurunan tajam baru-baru ini," kata Toshitaka Tazawa, seorang analis di Fujitomi Securities Co Ltd, menambahkan beberapa investor telah memanfaatkan penurunan tersebut untuk berburu barang murah.
"Peningkatan OPEC dalam prospek permintaan minyak China juga memberikan dukungan, meskipun investor masih khawatir atas krisis keuangan yang mengalir setelah keruntuhan bank-bank AS baru-baru ini," katanya, mencatat bahwa apakah WTI dapat bertahan di atas 70 dolar AS per barel sedang diawasi dengan ketat.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada Selasa (14/3/2023) lebih lanjut menaikkan perkiraannya untuk pertumbuhan permintaan minyak China pada tahun 2023 karena pelonggaran pembatasan COVID-19 negara tersebut, meskipun hal itu membuat total permintaan global tetap stabil, mengutip potensi risiko penurunan untuk pertumbuhan dunia.