Sementara itu Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Utara mencatat jumlah pengungsi yang mengamankan diri dari insiden kebakaran pipa bahan bakar minyak di Depo Plumpang, Jakarta Utara, ada sebanyak 268 jiwa.
"Update terakhir mencapai angka 268 jiwa dengan jumlah 68 kepala keluarga," kata Ketua PMI Jakarta Utara Rizal di Jakarta, Sabtu.
Rizal menuturkan para pengungsi itu membutuhkan bantuan berupa selimut, matras, popok bayi, dan makanan.
Menurutnya, jumlah warga yang mengungsi ke Markas PMI Jakarta Utara sekitar 30 persen dari total keseluruhan pengungsi yang mencapai 1.000 orang.
Para pengungsi itu berlarian mendatangi markas PMI Jakarta Utara sekitar 30 menit pasca insiden kebakaran tersebut terjadi.
"Makanan sangat kurang karena tim penyelamat datang ke sini. (Pengungsi) butuh selimut karena Jakarta hujan terus, (suhu udara) dingin," ujar Rizal.
Lebih lanjut ia berharap para pengungsi tertib dan bersabar atas musibah yang menimpa mereka.
"Masyarakat Jakarta Utara selalu siap membantu mereka dalam kesulitan. PMI sebagai garda terdepan untuk membantu para pengungsi bersama aparat pemerintah," ucap Rizal.
Pada Jumat malam (3/3/2023), sekitar pukul 20.20 WIB, pipa bahan bakar minyak di kawasan Depo Plumpang, Jakarta Utara, terbakar.
Insiden kebakaran itu menewaskan 13 orang yang terdiri dari 10 dewasa dan tiga anak. Sedangkan, jumlah korban luka bakar yang telah dievakuasi ada sebanyak 49 orang yang terdiri dari tiga anak dan 46 dewasa.
Pertamina menjamin seluruh biaya pengobatan para korban dan mengganti seluruh kerugian warga atas peristiwa kebakaran tersebut.
Sampai pukul 03.30 WIB, Sabtu, suasana pemukiman penduduk di sekitar lokasi kebakaran terpantau mulai kondusif.
Para petugas pemadam kebakaran yang memadamkan api perlahan mulai meninggalkan kawasan tersebut yang menandakan api telah padam.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kebakaran Depo Plumpang tewaskan 13 orang dan 49 luka bakar