Antarajawabarat.com, 26/3 - PT Bank Pembangunan Daerah Jabar Banten (Bank BJB) membagikan deviden kepada pemegang saham senilai Rp663,2 miliar atau 56 persen dari total keuntungan tahun 2012 senilai Rp1,19 triliun.
"Tahun ini Bank BJB membagikan deviden Rp663,8 miliar atau 56 persen dari total keuntungan 2012 senilai Rp1,19 miliar. Tahun ini pula kami untuk pertama kalinya mencatat keuntungan tembus sati triliun rupiah," kata Direktur Bank BJB Bien Subiantoro di sela-sela RUPS di Bandung, Senin.
Sedangkan 44 persen keuntungan atau sekitar Rp521,6 miliar dialokasikan untuk cadangan umum.
Selain itu, kata Bien, Bank BJB yang pada 2012 lalu menggejot sektor kredit mikro juga mencatatkan sebagai sebagai bank buku tiga atau bank yang mencatat modal senilai Rp5 triliun.
"Tahun ini juga Bank BJB tercatat sebagai bank buku tiga, sehingga berdasarkan regulasi BI yang baru memungkinkan membuka kantor di seluruh Indonesia bahkan di kawasan Asia," katanya.
Sementara itu nilai deviden per lembar saham menurut dia senilai Rp68 per saham, atau meningkat dibandingkan deviden yang dibagikan pada 2012 senilai Rp61 per lembar sahamnya.
Peningkatan perolehan deviden merata di seluruh saham, Pemprov Jabar sebagai pemegang saham terbesar mengalami kenaikan deviden dari Rp226,76 miliar pada 2012 meningkat menjadi Rp254 miliar pada 2013 yang dimasukan sebagai pendapatan asli daerah PAD.
Sedangkan Pemprov Banten mendapat deviden senilai Rp36 miliar, sedangkan kabupaten/kota pemegang saham lainnya mendapat deviden sesuai dengan komposisi saham yang dikuasainya, termasuk pula bagi para pemegang saham seri B.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank BJB yang berlangsung di Hotel Hyatt Kota Bandung itu membahas empat point yakni persetujuan laporan keuangan tahunan direksi, penetapan penggunaan laba bersih tahun 2012, pemberian kuasa para Dewan Komisaris untuk menetapkan akunan publik untuk audit serta laporan penggunaan dana hasil penawaran umum saham perseroan 2010.
"Sebanyak 80 persen dana hasil IPO itu digunakaan mendukung ekspansi kredit UMKM, sedangkan 20 persen lainnya dialokasikan untuk pengembangan IT dan perluasan jaringan," katanya.
Terkait perkembangan asset, kata Bien pada akhir 2013 telah mencapai Rp71 miliar dan pertumbuhan kredid 50,6 persen atau mencapai Rp35,4 miliar.
"Dengan kondisi perseroan saat ini, kami tegaskan belum terpikirkan untuk right issue, meski kami tahun ini berencana untuk menambah jaringan di sejumlah daerah di Jawa dan Sumatera," katanya.***3***