Di mana pihaknya berkomitmen terus menularkan praktik-praktik baik kepada siswa siswi sementara tema setiap hari Rabu berkaitan dengan literasi dan lingkungan hidup.
"Jadi ini kebetulan hari Rabu, jadi kaitannya dengan literasi. Jadi bagaimana anak anak ini literasi terhadap seni, baik seni lukis, kemudian penampilan wayang (orang), dan ada permainan tradisional," katanya.
Terkait upaya mencetak profil pelajar Pancasila, Firman mengungkapkan, bahwa dalam lomba cosplay wayang orang ini mencerminkan kebhinnekaan.
Di mana siswa/siswi bersama-sama memberikan kebermanfaatan tak peduli berasal dari sekolah, suku, maupun agama yang berbeda.
"Karena di sini ada keberagaman, kebhinnekaan tapi mereka dalam satu visi memiliki satu tujuan berkaitan dengan kebermanfaatan untuk teman teman lainnya," katanya.
Sementara itu, Wakil Dekan II Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISBI Bandung Dr Mohamad Zaini Alif mengatakan Lomba Cosplay Wayang Orang dinilai sebagai implementasi yang pas dalam membangun profil pelajar Pancasila, khususnya untuk siswa/siswi di Bandung Raya yang notabene masyarakat urban.
Terlebih, wayang adalah representasi citra manusia sebagai makhluk yang juga cerminan bagi siswa/siswi.