New York (ANTARA) - Harga minyak menetap lebih dari dua dolar AS di akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) setelah OPEC dan Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan rebound permintaan selama tahun depan dan perkiraan kenaikan suku bunga AS akan makin mereda seiring dengan melambatnya inflasi.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman pada bulan Februari terangkat 2,02 dolar AS atau 2,4 persen menjadi menetap di 82,70 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Januari menguat 1,94 dolar AS menjadi 77,28 dolar AS per barel.
Kedua kontrak tersebut naik karena lonjakan kontrak berjangka minyak diesel jelang cuaca dingin akhir tahun.
Kontrak Brent telah kembali ke struktur pasar backwardated, barel pemuatan bulan depan diperdagangkan lebih tinggi daripada pengiriman selanjutnya, yang menunjukkan kekhawatiran tentang kelebihan pasokan mereda.
Struktur telah masuk ke dalam contango, harga kontrak berjangka lebih tinggi daripada aset dasar (harga spot).
Harga minyak telah didukung oleh kebocoran dan pemadaman pipa minyak utama Keystone milik TC Energy yang mengirimkan 620.000 barel per hari minyak mentah Kanada ke Amerika Serikat.
Para pejabat mengatakan bahwa pembersihan akan memakan waktu setidaknya beberapa minggu.
Mengirim sinyal bearish, stok minyak mentah AS naik lebih dari 10 juta barel minggu lalu, terbesar sejak Maret 2021, didukung oleh rilis dari cadangan minyak strategis (SPR) dan karena penyulingan mengurangi aktivitas.