Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) menjelang akhir pekan berpotensi menguat terbatas di tengah kenaikan suku bunga global.
IHSG dibuka menguat tipis 0,03 poin atau 0,0004 persen ke posisi 7.080,55. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 2,04 poin atau 0,2 persen ke posisi 1.002,28.
"Kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas pada rentang 7.013 sampai 7.135 hari ini," ujar Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat.
Salah satu kenaikan suku bunga acuan yang menyita perhatian global datang dari Bank Sentral Selandia Baru, yang akhirnya menaikkan tingkat suku bunga sebanyak 75 basis poin (bps) menjadi 4,25 persen.
Bank sentral tersebut juga sudah memberikan kode keras akan melakukan pengetatan lebih lanjut, meskipun ada proyeksi akan terjadinya resesi pada tahun depan. Ke depan, Bank Sentral Selandia Baru berpotensi menaikkan suku bunga acuan sebesar 100 bps, dengan proyeksi target suku bunga mencapai 5,5 persen pada triwulan III 2023.
Membaranya kenaikan tingkat suku bunga di Selandia Baru tampaknya berbanding terbalik dengan Australia dan Kanada yang sudah mulai melambatkan kenaikan suku bunga karena adanya potensi resesi global pada tahun depan.
Australia hanya menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps, begitupun dengan Kanada yang hanya menaikkan tingkat suku bunga sebanyak 50 bps.
Korea Selatan juga mulai mengikuti Australia dan Kanada pemirsa, karena bank sentral negara tersebut telah memberikan isyarat bahwa tampaknya pelonggaran pengetatan kebijakan moneter sudah dekat, karena inflasi mulai kian terkendali.