Singapura (ANTARA) - Harga minyak sedikit menguat di awal perdagangan Asia pada Selasa pagi, karena kekhawatiran pasokan mengimbangi kekhawatiran resesi dan komitmen China terhadap kebijakan nol-COVID-nya.
Minyak mentah berjangka Brent naik tujuh sen atau 0,1 persen, menjadi diperdagangkan di 97,99 dolar AS per barel pada pukul 01.55 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS juga naik tujuh sen atau 0,1 persen, menjadi diperdagangkan di 91,86 dolar AS per barel.
Kedua harga acuan minyak mencapai level tertinggi sejak Agustus pada Senin (7/11) di tengah laporan bahwa para pemimpin di China, importir minyak mentah utama dunia, sedang mempertimbangkan untuk keluar dari pembatasan ketat COVID-19 di negara itu.
Namun, pejabat kesehatan China selama akhir pekan menegaskan kembali komitmen China terhadap kebijakan ketat nol-COVID. Juga, data terakhir menunjukkan ekspor dan impor negara itu secara tak terduga mengalami kontraksi pada Oktober.
Fundamental jangka pendek untuk minyak tetap bullish, dengan fokus kembali ke masalah pasokan, kata analis ANZ Research.
"Pasar menghadapi tenggat waktu untuk impor minyak Rusia dari Eropa sebelum sanksi dimulai," tambah ANZ.