Depok (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim meminta lembaga pendidikan agar memberikan sanksi tegas kepada pelaku pelecehan seksual di lingkungan kampus sebagai bentuk penegakkan keadilan terhadap korban.
"Jadi perlindungan korban dan pengenaan sanksi pada pelaku adalah dua hal yang tidak bisa terpisahkan. Karena satu-satunya cara untuk mendapatkan rasa keadilan bagi korban adalah sanksi bagi pelaku," ujar Nadiem dalam diskusi publik "Melawan Kekerasan Seksual di Kampus" di Universitas Indonesia, Depok, Jumat.
Nadiem meminta kepada seluruh civitas perguruan tinggi yang terdiri dosen, mahasiswa, dan semua badan kepengurusan kampus untuk membuat gerakan-gerakan yang melindungi korban dan menjadi pengawal untuk pemberian sanksi kepada pelaku.
"Sekarang bikinlah gerakan-gerakan di kampus, korban-korban yang pasif banyak sekali, jadi dorong perguruan tinggi Anda untuk memberikan sanksi yang tegas," kata Nadiem.
Lebih lanjut, Nadiem mengatakan proses perlindungan terhadap korban pelecehan seksual adalah hal yang sangat penting seperti tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di lingkungan Perguruan Tinggi (Permendikbudristek PPKS).
Menurut Nadiem, saat ini masih banyak korban dan orang-orang yang mengetahui adanya pelecehan seksual yang enggan melapor.