Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) jelang akhir pekan terkoreksi seiring pasar yang menunggu rilis data ketenagakerjaan AS.
IHSG ditutup melemah 49,84 poin atau 0,7 persen ke posisi 7.026,78. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 11,29 poin atau 1,12 persen ke posisi 999,39.
"Indeks saham di Asia sore ini ditutup turun karena investor mengantisipasi rilis data pasar tenaga kerja AS atau US Non-Farm Payrolls atau NFP nanti malam di tengah kegelisahan mengenai risiko terjadinya resesi ekonomi global akibat pengetatan kebijakan moneter secara agresif oleh bank-bank sentral di dunia," tulis Tim Riset Phillip Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Jumat.
Ekonomi AS diprediksi menambah 250.000 pekerja bulan lalu, jauh di bawah rata-rata penambahan 487.000 per bulan selama setahun belakangan ini. Penambahan 250.000 pekerja dinilai masih cukup tinggi jika mengingat lonjakan inflasi dan kontraksi ekonomi AS selama dua kuartal beruntun.
Investor berharap data NFP akan membantu membujuk bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed), bahwa lima kenaikan suku bunga tahun ini sudah mulai menampakkan hasil sehingga sudah bisa memperlambat rencana kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut.
Data NFP yang solid memberi kabar baik bagi pencari kerja namun juga menggambarkan ketahanan ekonomi AS, sehingga mendorong The Fed berpikir bahwa dibutuhkan kenaikan suku bunga yang lebih besar lagi.
Sebelumnya pada Kamis (6/10) data ADP Employment Change memperlihatkan sektor swasta AS merekrut 208.000 pekerja pada September, lebih tinggi dari perekrutan pekerja sebanyak 185.000 pada Agustus.
Data itu memberi amunisi bagi para pejabat bank sentral yang mengatakan kenaikan suku bunga lebih lanjut masih diperlukan untuk mendinginkan ekonomi dan menjinakkan inflasi yang saat ini berada di tingkat tertinggi dalam empat dekade.
Dibuka melemah, IHSG menghabiskan waktu di zona merah hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham.