Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah, dipimpin saham-saham dari sektor teknologi dan sektor barang baku.
IHSG ditutup melemah 25,49 poin atau 0,36 persen ke posisi 7.153,1. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 5,89 poin atau 0,58 persen ke posisi 1.016,93.
"Pergerakan Indeks IHSG bergerak variatif sementara mayoritas bursa regional Asia mengalami koreksi. Hal ini seiring sikap pasar yang tampaknya masih terbebani meningkatnya inflasi dan ancaman resesi sehubungan kebijakan bank bank sentral di dunia yang masih berpotensi menaikkan suku bunga acuan," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Kamis.
Gubernur Federal Reserve (Fed) Cleveland Lorreta Mester mengatakan bahwa bank sentral AS dapat menaikkan suku bunga sedikit di atas empat persen pada awal tahun depan.
Sementara lembaga survei di China The Caixin mencatat China General Manufacturing PMI turun menjadi 49,5 pada Agustus 2022 dari 50,4 pada Juli 2022.
Selanjutnya Korea Selatan mencatatkan defisit neraca perdagangan sebesar 9,47 miliar dolar AS pada Agustus 2022 disebabkan impor yang tumbuh jauh lebih cepat daripada ekspor di tengah melonjaknya harga energi global.
Sementara dari dalam negeri, IHSG bergerak variatif. Sentimen eksternal masih membebani perhatian pelaku pasar. Sedangkan katalis positif datang dari PMI Manufaktur S&P Global Indonesia yang naik menjadi 51,7 pada Agustus 2022 dari 51,3 pada Juli 2022 ditopang pemulihan lebih lanjut dalam kondisi ekonomi setelah pandemi.
Selanjutnya Badan Pusat Statistik (BPS) mempublikasikan data inflasi Agustus 2022 dimana secara bulanan tercatat deflasi 0,21 persen. Sementara secara tahunan tercatat inflasi 4,69 persen, yang meskipun relatif tinggi tetapi melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang 4,94 persen.
Dibuka melemah, IHSG terus bergerak di zona merah namun berhasil menguat satu jam sebelum penutupan sesi pertama perdagangan saham.