New York (ANTARA) - Harga minyak menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), didorong kekhawatiran atas ketatnya pasokan menyusul sinyal dari Arab Saudi bahwa OPEC dapat memangkas produksi, ketika investor mengabaikan peringatan dari Ketua Federal Reserve (Fed) AS Jerome Powell tentang kesulitan ekonomi ke depan.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober bertambah 54 sen atau 0,6 persen, menjadi menetap di 93,06 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober terangkat 1,65 dolar AS atau hampir 1,7 persen, menjadi ditutup pada 100,99 dolar per barel di London ICE Futures Exchange.
Kedua kontrak acuan naik dan turun sebesar satu dolar AS sepanjang sesi. Untuk minggu ini, patokan minyak mentah AS naik 2,9 persen, sementara Brent melonjak 4,4 persen, berdasarkan kontrak bulan depan.
Pergerakan di atas terjadi karena para pedagang bertaruh pada kemungkinan penurunan produksi oleh produsen minyak utama.
Menteri energi Arab Saudi mengindikasikan awal pekan ini bahwa ada keterputusan antara harga berjangka dan fundamental, dan bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+. memiliki sarana untuk menghadapi tantangan pasar termasuk memotong produksi kapan saja dan dalam bentuk yang berbeda.