Bandung (ANTARA) - Direktur Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan Program Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV) menjadi kunci keberhasilan pendistribusian 439 juta dosis vaksin COVID-19 ke 34 provinsi di Indonesia yang dimulai sejak Januari 2021 sampai 15 Agustus 2022.
"Keberhasilan pendistribusian yang dimulai sejak Januari 2021 sampai 15 Agustus 2022 didukung oleh inovasi yang dihasilkan Bio Farma yaitu program Sistem Manajemen Distribusi Vaksin atau SMDV," kata Honesti Basyir dalam keterangan persnya, Rabu.
Dia menjelaskan SMDV merupakan suatu sistem penjamin distribusi vaksin yang dapat memberikan informasi mengenai keamanan, keaslian dan kualitas produk selama proses distribusi, serta dapat mendeteksi adanya potensi gangguan selama proses distribusi secara cepat.
SMDV ini, kata Honesti Basyir, memanfaatkan teknologi digital seperti Internet of Things (IoT), Track and Trace, Transport Management System, dan BI Dashboard yang terintegrasi secara bertahap dengan sistem lain di dalam dan di luar distributor vaksin.
Sistem ini dapat dipantau melalui Command Center yang terpusat di Bio Farma sehingga memudahkan pemantauan distribusi vaksin secara real time. SMDV berdampak pada peningkatan jumlah titik distribusi sebanyak 18 kali lipat, dari awalnya 34 titik di tingkat provinsi menjadi 626 titik distribusi di tingkat kabupaten/kota.
Sehingga semakin cepat vaksin COVID-19 diterima oleh masyarakat dari berbagai pelosok wilayah di Indonesia. Selain itu seluruh transaksi distribusi vaksin dapat dipertanggungjawabkan dan dapat terpantau oleh sistem secara real-time dari suhu vaksin selama proses pendistribusian hingga penyimpanan.
Bio Farma : 'SMDV" kunci berhasil distribusi 439 juta vaksin COVID-19
Rabu, 17 Agustus 2022 16:49 WIB