Singapura (ANTARA) - Harga minyak beragam di perdagangan Asia pada Jumat sore, terangkat oleh kekhawatiran pasokan karena perhatian beralih ke pertemuan antara OPEC dan sekutu mereka berikutnya, sementara kekhawatiran resesi ekonomi membatasi kenaikan.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September naik 67 sen atau 0,7 persen, menjadi diperdagangkan di 97,09 dolar AS per barel pada pukul 06.40 GMT, membalikkan kerugian sesi sebelumnya dan di jalur untuk kenaikan hampir 3,0 persen minggu ini.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September, yang akan berakhir pada Jumat, turun 12 sen atau 0,1 persen, menjadi diperdagangkan di 107,02 dolar AS per barel. Kontrak Oktober yang lebih aktif naik 48 sen atau 0,5 persen, menjadi diperdagangkan di 102,31 dolar AS per barel.
"Ini tentu terasa seperti kita kembali ke mode trade-off (situasi penuh ketidakpastian) lagi, di mana sentimen bergeser antara risiko resesi di semester kedua dan pasar yang kekurangan pasokan secara fundamental," kata Stephen Innes, Managing Partner di SPI Asset Management.
Pendorong utama adalah pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) berikutnya dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, bersama-sama disebut OPEC+, pada 3 Agustus.
Produsen sekarang telah membatalkan rekor pemotongan pasokan 9,7 juta barel per hari (bph) yang mereka sepakati pada April 2020, ketika pandemi COVID-19 menghantam permintaan.
"Harga minyak memiliki sedikit peluang untuk (membukukan) kerugian yang dalam karena dolar AS yang lemah dan krisis pasokan yang sedang berlangsung," kata analis CMC Markets, Tina Teng.