"Pengguna terdaftar akan mendapatkan kode QR khusus yang menunjukkan bahwa data mereka telah cocok dan dapat membeli Pertalite dan Solar," jelas Alfian.
Pertamina menjamin jika seluruh data sudah cocok, maka konsumen dapat melakukan transaksi di SPBU dan seluruh transaksinya akan tercatat secara digital.
"Inilah yang kami harapkan, Pertamina dapat mengenali siapa saja konsumen Pertalite dan Solar, sehingga bisa menjadi acuan dalam membuat program ataupun kebijakan terkait subsidi energi bersama pemerintah sekaligus melindungi masyarakat yang saat ini berhak menikmati bahan bakar bersubsidi," pungkas Alfian.
Saat ini Pertamina Patra Niaga terus memperkuat infrastruktur serta sistem untuk mendukung program penyaluran Pertalite dan Solar secara tepat sasaran.
Uji coba awal akan dilakukan di beberapa kota maupun kabupaten yang tersebar di lima provinsi yakni Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Jawa Barat, dan Yogyakarta.
Besarnya subsidi
Sebelumnya Presiden Jokowi kembali menyinggung tentang besarnya subsidi yang diberikan negara terhadap harga bahan bakar minyak (BBM) di Tanah Air, dalam kunjungan kerjanya ke Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu.
"Kita harus mensubsidi ke sana (harga BBM), dari Rp152 triliun melompat kepada Rp502 triliun. Ini besar sekali," ujar Presiden saat menghadiri pembukaan Kongres Nasional ke-32 dan Sidang Majelis Permusyawaratan Anggota ke-31 Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) di Samarinda, Rabu.
Besarnya subsidi
Sebelumnya Presiden Jokowi kembali menyinggung tentang besarnya subsidi yang diberikan negara terhadap harga bahan bakar minyak (BBM) di Tanah Air, dalam kunjungan kerjanya ke Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu.
"Kita harus mensubsidi ke sana (harga BBM), dari Rp152 triliun melompat kepada Rp502 triliun. Ini besar sekali," ujar Presiden saat menghadiri pembukaan Kongres Nasional ke-32 dan Sidang Majelis Permusyawaratan Anggota ke-31 Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) di Samarinda, Rabu.