"Mereka telah mampu membangun pesawat sendiri sekaligus melakukan perawatan, banyak pekerjaan yang dilakukan di sini. Kita bisa melihat ini sesuatu yang membanggakan, pada saat yang sama di Malaysia juga ada, industri lokal yang memiliki keahlian teknis dari bidang yang lain," kata dia.
Oleh karena itu, Jeneral Tan Sri Dato’ Sri Haji Affendi menilai PTDI dengan Angkatan Tentera Malaysia dapat berkolaborasi dalam hal industri lokal, untuk dapat saling melengkapi satu sama lain karena ketika dapat saling melengkapi, maka pasarnya semakin besar dan jika pasar semakin besar.
Baca juga: BRIN dan PTDI kembangkan produk pesawat terbang
"Tentu saja, akan membuat produksi lebih efisien dan efektif dan dapat menangkap pasar antara Malaysia dan Indonesia, tetapi jika kita juga dapat melihat potensi untuk menarik pasar di kawasan Asia Tenggara, dan disini tentu kita akan melihat dari potensi diluar kawasan Asia Tenggara," kata dia
Panglima Angkatan Tentera Malaysia dalam kunjungannya ke PTDI meninjau langsung progres dua unit yang tersisa dari tiga unit pesawat CN235 milik Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) yang sedang dikonversi menjadi Pesawat CN235-220 Maritime Surveillance Aircraft (MSA) melalui program Maritime Security Initiative (MSI).
Selain itu, Panglima Angkatan Tentera Malaysia juga melihat pesawat N219 yang merupakan hasil karya anak bangsa dengan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) saat ini sebesar 44.69% dan telah berhasil memperoleh Type Certificate (TC) dari DKPPU pada tanggal 22 Desember 2020.
Sementara itu, Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan menyampaikan terima kasih atas inisiasi dan dukungan dari Panglima Angkatan Tentera Malaysia pada Program Maritime Security Initiative (MSI).