Ia pun sempat menjadi calon Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2015-2020, tetapi mengundurkan diri karena ingin berkonsentrasi sebagai Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang baru didirikannya bersama beberapa politikus muda lainnya.
Raja Juli memeroleh gelar sarjananya IAIN Syarif Hidayatullah (sekarang UIN Jakarta) pada tahun 2001 dengan menulis penelitian berjudul Ayat-ayat Jihad: Studi Kritis terhadap Penafsiran Jihad sebagai Perang Suci.
Tahun 2004, ia mendapatkan beasiswa Chevening Award untuk studi master di University of Bradford, Inggris, dan merampungkan tesis dengan judul "The Conflict in Aceh: Searching for A Peaceful Conflict Resolution Process."
Beasiswa keduanya didapatkan pada 2010 untuk meneruskan studi doktoral di University of Queensland, Australia. Ia menyelesaikan studi doktoralnya, dengan disertasi berjudul "Religious Peacebuilders: The Role of Religion in Peacebuilding in Conflict Torn Society in Southeas Asia", dengan mengambil studi kasus Mindanao (Filipina Selatan) dan Maluku (Indonesia).
Selain aktif di karir politik, Raja Juli juga menjadi Direktur eksekutif The Indonesian Institute (TII). Ia pun masih aktif menulis di berbagai media nasional
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Raja Juli siap bantu Hadi Tjahjanto di Kementerian ATR/BPN