ANTARAJAWABARAT.com, 14/2 - Sekitar 100 orang perempuan yang tergabung dalam muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) I Jawa Barat melakukan unjuk rasa, di depan Gedung Sate Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa, untuk menolak perayaan "Valentine Day".
Ketua Muslimah HTI I Jawa Barat Siti Nafidah, menuturkan, perayaan "Valentine Day" merupakan gerbang menuju perbuatan seks bebas.
"'Valentine Day' bukan hari yang layak ditiru oleh kaum muslim karena Itu bukan budaya Islam. 'Valentine Day' itu gerbang masuk menuju seks bebas," kata Siti Nafidah disela-sela aksinya.
Pihaknya bahkan mengaku miris dengan dijual bebasnya cokelat bertema Hari Kasih Sayang yang di dalamnya disisipi oleh alat kontrasepsi, di sebuah mini market yang ada di Kota Bandung.
"Betul sekali, kami merasa miris, khawatir dan cemas karena budaya seks bebas itu benar-benar sudah di depan mata. Buktinya di salah satu mini market dijual cokelat yang disisipi kondom," katanya.
Oleh karena itu, ia dan ratusan muslimah HTI I Jawa Barat mengutuk keras "Valentine Day" karena hal tersebut merupakan bagian dari sistem sekuler yang melahirkan gaya hidup bebas dan kebebasan seks.
Ia menambahkan, berdasarkan data dari BKKBN tahun 2010 sebanyak 47 persen remaja di Kota Bandung sudah pernah melakukan seks bebas sebelum menikah.
Menurut dia, dampak seks bebas akan menimbulkan hal yang tidak diinginkan seperti kehamilan tidak diinginkan, aborsi, HIV, dan penyebaran penyakit lainnya.
Dalam aksinya, para muslimah HTI I Jawa Barat yang mengenakan busana hitam berbaris rapi di kiri kanan Jalan Diponegoro sehingga sempat menyita perhatian pengendara yang melalui Gedung Sate.