Chicago (ANTARA) - Emas berjangka turun tipis pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), tertekan penguatan dolar AS dan aksi ambil untung setelah melonjak sehari sebelumnya, namun kerugian lebih lanjut tertahan kekhawatiran seputar inflasi global dan ketegangan Rusia-Ukraina.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di Divisi Comex New York Exchange, terkikis 0,6 dolar AS atau 0,03 persen, menjadi ditutup pada 1.842,60 dolar AS per ounce, setelah melambung 30,8 dolar AS atau 1,7 persen menjadi 1.843,20 dolar AS sehari sebelumnya.
Baca juga: Harga emas bertahan di sekitar tertinggi 2 bulan di perdagangan Asia
Faktor utama yang mendorong emas tetap relatif bertahan adalah inflasi yang meningkatkan daya tariknya sebagai lindung nilai terhadap kenaikan harga-harga, kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
"Pasar sepertinya ingin terus bergerak lebih tinggi, dan ini adalah putaran yang terpenuhi dengan sendirinya dengan lebih banyak data yang keluar dan menunjukkan bahwa inflasi tidak sementara," kata dia pula.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (20/1) bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran naik 55.000 menjadi 286.000 dalam pekan yang berakhir 15 Januari, memberikan dukungan tertentu terhadap emas.