Bengaluru, India (ANTARA) - Harga emas cenderung datar di perdagangan Asia pada Selasa pagi, karena pasar mengantisipasi kenaikan suku bunga yang lebih cepat berdasarkan data inflasi AS Desember yang akan dirilis pekan ini, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih kuat terus membatasi kenaikan.
Emas berjangka AS naik tipis 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.802,20 dolar AS pada pukul 00.17 GMT, kembali berada di atas level psikologis 1.800 dolar AS. Sementara itu, emas spot sedikit berubah menjadi diperdagangkan di 1.803,29 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas berjangka terdongkrak 1,4 dolar jelang rilis data inflasi AS
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan mencapai level tertinggi hampir dua tahun pada Senin (10/1), karena investor semakin memperkirakan Federal Reserve akan mulai memperketat kebijakannya dengan kenaikan suku bunga segera setelah Maret.
Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi, tetapi logam ini sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS yang meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Para investor sekarang menunggu data inflasi yang akan dirilis pada Rabu (12/1). Indeks harga konsumen (IHK) inti AS diperkirakan telah meningkat sebesar 5,4 persen, tertinggi dalam beberapa dekade pada Desember, dan naik dari 4,9 persen pada bulan sebelumnya.
Harga emas datar di perdagangan Asia jelang data inflasi AS
Selasa, 11 Januari 2022 8:31 WIB