ANTARAJAWABARAT.com, 1/11 - Pemerintah dapat mengusahakan buku murah untuk masyarakat dengan mengeluarkan kebijakan terkait subsidi kertas, kata Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Jawa Barat, Anwarudin.
"Kebijakan tersebut antara lain membuat bahan baku kertas yang murah atau menyubsidi kertas atau bisa juga menghilangkan pajak pertambahan nilai (PPN) terhadap bahan baku buku," kata Anwarudin dalam pembukaan "Pesta Buku Diskon 2011" yang digelar mulai Senin hingga Jumat (4/10) di Grha Sanusi Hardjadinata, Unpad, Jalan Dipatiukur, Bandung, Senin.
Anwarudin menilai, kebijakan buku murah dengan cara membeli naskah pada para penulis atau pengarang lalu digratiskan pada masyarakat dengan cara diakses melalui internet, bukanlah solusi yang tepat.
"Hal itu sama saja dengan membunuh para pengusaha penerbitan buku secara perlahan," lanjutnya.
Dia menuturkan, permasalahan yang seringkali muncul berkaitan dengan buku adalah masalah harga. Padahal, kata dia, dalam masalah perbukuan terdapat dua persoalan pokok, yaitu pengarang dan bahan baku.
"Di luar itu terkait pula soal kebijakan pemerintah. Sayangnya saat ini masih ada saja oknum pemerintahan yang bermain dalam bisnis buku. Padahal buku seperti kita tahu buku adalah salah satu alat pencerdas bangsa," katanya.
Anwarudin menuturkan, saat ini di Indonesia penghargaan atau pendapatan untuk pengarang masih minim, hal itu dikarenakan honorarium yang masih tergolong rendah. Bahkan, sebagian besar kegiatan mengarang hanya dijadikan sebagai pekerjaan sampingan, bukan pekerjaan pokok.
"Bayangkan saja, jika tidak pengarang berarti tidak akan ada buku. Maka, apresiasi terhadap pengarang juga harus lebih ditingkatkan," tuturnya.
Di samping itu, harga kertas yang merupakan bahan baku buku juga semakin naik di pasaran sejak bergulirnya pemanasan global. Sejak saat itu, hampir seluruh negara membatasi bahkan menghentikan penebangan kayu sebagai bahan baku kertas karena dampaknya terhadap perubahan iklim yang semakin nyata.
"Dampaknya bahan baku mengalami kekurangan yang pada akhirnya sangat mempengaruhi harga kertas yang naik di pasaran," terangnya.
Meski dalam kondisi demikian, lanjut Anwarudin, Ikapi tetap berusaha bertahan dan berbenah dalam meningkatkan kualitas dan profesionalitas penerbitan.
"Meski berada dalam kondisi pasang surut di tengah persoalan ekonomi saat ini yang tidak menentu, kami tetap dan seluruh anggota terus berusaha untuk terus eksis menerbitkan buku-buku. Alhamdulillah meski berada dalam kondisi demikian, anggota kami bertambah mencapai dua ratus anggota," tandas Anwarudin.
-achie-
