Penelitian yang dikerjakan Kiki selama 10 tahun terakhir ini adalah mengenai cairan ionik yang memiliki banyak sifat unggul, yaitu tidak mudah menguap, tidak bersifat korosif, dan mempunyai toksisitas rendah jika dibandingkan dengan pelarut-pelarut organik lainnya.
"Sifat-sifat itulah yang membuat cairan ionik banyak dipelajari sebagai pelarut alternatif yang ramah lingkungan untuk berbagai proses dan reaksi kimia seperti penyerapan karbondioksida, pemisahan dan pemurnian biologi molekuler," ujarnya.
Baca juga: Mahasiswa ITB Raih Predikat Juara E2FESTA di Korea Selatan
Kiki yang menjadi dosen peneliti di Departemen Teknik Kima ITB sejak Juli 2021 mendapat penghargaan antara lain Top Researcher 2020 Universitas Airlangga, dan Outstanding Student Chapter Advisor 2018 American Institute of Chemical Engineers, Pittsburgh, United State of America.
Ia juga memperoleh penghargaan berupa Silver Award in Teaching and Learning Innovation 2018, dan 5th International Innovative Practices in Higher Education Expo.
Sebagai peraih BYSA 2021, Kiki menerima tanda penghargaan dan sertifikat dari BRIN serta uang sebesar Rp50 juta dari BRI.
Baca juga: Mahasiswa ITB dan UI raih tiga medali emas kejuaraan matematika internasional
Dosen di Institut Teknologi Bandung raih "BRIN Young Scientist Award"
Kamis, 9 Desember 2021 14:18 WIB